Ayah Prada Lucky menilai pernyataannya dipelintir sehingga menimbulkan persepsi negatif di publik. Karena itu dia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat dan khususnya kepada korps TNI.
Jakarta – Ayah almarhum Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Sersan Mayor (Serma) Christian Namo, menyampaikan permohonan maaf kepada institusi TNI atas pernyataannya yang viral dan diplesetkan di media sosial. Ia menegaskan tak bermaksud menghina TNI.
“Saya tentara, tidak mungkin saya menghancurkan nama TNI,” ujar Christian di Rote Ndao, Sabtu (9/8/2025).
Dia mengatakan, pengabdiannya selama lebih dari 30 tahun menjadi bukti kecintaannya pada negeri dan korps TNI. Karena itu, dia memastikan dirinya sangat mencintai TNI dan Indonesia.
“Saya kerja untuk rakyat, untuk merah putih. 31 tahun jadi tentara, hidup saya untuk merah putih,” tegas dia.
Christian menilai pernyataannya dipelintir sehingga menimbulkan persepsi negatif di publik. Karena itu dia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat dan khususnya kepada korps TNI.
“Saya minta maaf kepada TNI karena pernyataan saya viral, itu dipelesetkan. Saya bilang TNI karena saya sangat cinta TNI, saya cinta merah putih. Indonesia jaya karena TNI bersatu,” tegasnya.
Christian meminta agar pernyataannya dipahami secara utuhm dan tidak sepotong-sepoting.
“Jangan pernah plesetkan ucapan saya. Masa saya tentara, saya bakar bendera dan bubarkan negara? Tidak usah pelesetkan,” katanya.
Ia kembali menegaskan permintaan maafnya kepada TNI. “Saya minta maaf untuk TNI secara institusi, karena saya bawa nama TNI. Tapi maksud saya baik. Saya cinta TNI. Saya tentara, tidak mungkin saya hancurkan tentara,” tambahnya.
Minta Pelaku Penganiayaan Anak Diungkap
Terkait kematian putranya, Prada Lucky, Christian menyatakan telah merelakan kepergian sang anak dan menolak autopsi terhadap jasad yang sudah dimakamkan.
“Kami sudah rela dan tidak mau siksa anak saya. Saya hanya mau tahu, kenapa anak saya dibunuh. Saya tidak akan bikin keributan di masyarakat, saya tentara,” ujarnya.
Ia berharap proses hukum bisa mengungkap alasan di balik kematian putranya.
“Mau pelakunya satu, atau dua atau berapa pun, saya tidak urus. Yang saya minta, alasan apa anak saya dibunuh dan bagaimana sampai dia mati, itu saja. Bukan ayam yang bunuh dia, yang jelas manusia. Jangan masalah satu disimpang ke masalah lain,” pungkasnya.
